KBRN, Bengkalis : Keberhasilan pencapaian pembangunan desa merupakan indikator keberhasilan pembangunan di suatu daerah, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk mengukur Indeks Desa Membangun (IDM), dilaksanakan pada tiap tahun.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan desa (PMD) kabupaten Bengkalis, Drs. Yuhelmi, M.Si kepada RRI, Rabu (7/7/2021), sehubungan dengan prestasi pemerintah kabupaten Bengkalis untuk meningkatkan IDM.
“Sejak tahun 2018 dilakukan pendataan dan penilaian dengan berbagai indikator sampai tahun 2021, kabupaten Bengkalis yang semula ada 47 desa tertinggal pada tahun 2018, saat ini tidak ada lagi desa tertinggal dan sangat tertinggal”, urai Yuhelmi.
Dikatakan Yuhelmi, pada tahun 2021 untuk data tahun 2020, di kabupaten Bengkalis ada 38 Desa Mandiri, 43 Desa Maju, 55 Desa Berkembang dan tidak ada Desa Tertinggal. Kecamatan Bengkalis memiliki sebanyak 21 Desa Mandiri dari 28 desa yang ada dan keseluruhan menjadi Desa Mandiri di tahun mendatang, menjadikan kecamatan terbanyak Desa Mandirinya.
“Untuk tingkat propinsi Riau, kabupaten Bengkalis merupakan rangking pertama yang terbanyak Desa Mandirinya, untuk tingkat Sumatera berada di rangking ke sembilan serta secara nasional kita berada di urutan ke 41 yang terbanyak Desa Mandirinya”, tuturnya.
Menurut Yuhelmi, penilaian Indeks Desa Membangun didasarkan pada sejumlah indikator, di antaranya dimensi kesehatan dan pendidikan, modal sosial, pemukiman dan keragaman produksi, perdagangan dan akses distrubusi serta lembaga ekonomi, lingkungan hidup dan keterbukaan wilayah.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis, tegas Yuhelmi, terus berupaya dan menggesa untuk meningkatkan Desa Maju Menjadi Desa Mandiri.
Diakuinya, keberhasilan meraih prestasi dengan pengentasan Desa Tertinggal menjadi Desa Maju dan Mandiri, merupakan kerja keras semua OPD terkait serta elemen dan seluruh komponen masyarakat di Negeri Junjungan.
sumber : https://rri.co.id/bengkalis/daerah/1106437/bengkalis-ranking-pertama-desa-mandiri-terbanyak-di-prop-riau